Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Menulis Paragraf Argumentatif
Bahasa Indonesia · Menulis Paragraf Argumentatif
Suratno

24/08/2021 11:54:18

SMA 10 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

126

Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA

D.

Menulis Paragraf Argumentatif

12.1

Menulis

Tujuan Pembelajaran:

Kamu akan mampu menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk

paragraf argumentatif.

Pada semester lalu kamu telah mempelajari tentang menulis paragraf naratif

dan deskriptif. Pada pelajaran ini, kamu akan diajak berlatih menulis paragraf

jenis argumentatif. Tahukah kamu, apa yang dimaksud dengan paragraf

argumentatif? Apa saja tujuannya? Bagaimana teknik penulisannya? Mari kita

pelajari bersama!

1. Pengertian Paragraf Argumentatif

Membuat paragraf argumentatif sama halnya seperti membuat karangan pada

umumnya, yaitu hanya ada satu ide pokok kemudian dikembangkan dengan

beberapa pikiran penjelas.

3. Pilihlah judul hikayat berikut ini!

a. Hikayat Hang Tuah,

b . Hikayat Sri Rama,

c. Hikayat Bayan Budiman,

d. Hikayat Bakhtiar,

e. Hikayat Pelanduk Jenaka,

dan sebagainya.

4. Baca dan diskusikanlah mengenai unsur-unsur berikut:

a. tema,

b. amanat,

c. pesan,

d. seting/latar,

e. penokohan,

f. bahasa, dan

g. isi cerita.

5. Laporkan secara lisan di depan kelompok lain untuk ditanggapi.

127

Perkembangan Pendidikan

Argumentatif berasal dari kata

argumen

yang berarti

alasan

. Paragraf

argumentatif artinya karangan yang berisi pendapat atau gagasan seseorang

disertai alasan-alasan yang kuat, bukti, dan data yang cukup untuk membahas

sesuatu guna mendukung pendapatnya. Paragraf argumentatif biasanya diakhiri

dengan sebuah kesimpulan.

2. Tujuan Penulisan Paragraf Argumentatif

Tujuan dari penulisan paragraf argumentatif adalah sebagai berikut.

a

Meyakinkan kepada pembaca mengenai pendapat atau ide yang disampaikan

pengarang.

b. Memengaruhi pembaca sehingga pembaca membenarkan atau menyetujui

pendapat, sikap, atau gagasan yang disampaikan pengarang.

c. Membuktikan kebenaran kepada pembaca berdasarkan fakta yang ada karena

disertai dengan adanya data, bukti, gambar, dan grafik yang meyakinkan.

d. Berakhir dengan sebuah kesimpulan yang meyakinkan pembaca pada uraian

sebelumnya.

3. Sistematika Paragraf Argumentatif

Secara umum paragraf argumentatif tersusun dari tiga bagian, yaitu bagian

pendahuluan, isi/inti, dan penutup.

a. Bagian pendahuluan, berisi pendapat, gagasan, dan ide dari pengarang untuk

pembacanya.

b . Bagian isi/inti, berisi alasan-alasan yang disertai dengan data untuk mendukung

gagasan penulis.

c. Bagian penutup, berisi kesimpulan dari pengarang tentang uraian yang telah

disajikan.

4. Pola Pengembangan Paragraf Argumentatif

Pola pengembangan paragraf argumentatif meliputi berikut ini.

a. Pola pengembangan deduksi, yaitu pengembangan yang diawali dengan

mengemukakan simpulan yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang

bersifat khusus.

Khusus

Khusus

Khusus

Umum

>

>

>

128

Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA

b . Pola pengembangan induksi, yaitu pengembangan yang diawali dengan hal-

hal yang bersifat khusus menuju ke umum.

c. Pola pengembangan sebab akibat, yaitu pengembangan yang diawali data-

data yang berupa sebab menuju ke arah akibatnya.

d. Pola pengembangan akibat sebab, yaitu pola pengembangan yang diawali

dari data-data yang berupa akibat menuju ke awal penyebab.

e. Pola pengembangan perbandingan, yaitu pola pengembangan yang diawali

dengan membandingkan dua data atau pendapat yang memiliki kesamaan

dan perbedaan. Argumentatif jenis perbandingan tidak memiliki kesimpulan.

Dalam beberapa hal memang terdapat persamaan dan perbedaan antara

paragraf ekspositif, yang telah kita pelajari dahulu, dengan paragraf argumentatif.

Persamaan tersebut antara lain, bahwa kedua jenis paragraf tersebut sama-sama

memerlukan data dan fakta yang meyakinkan. Namun, terdapat pula perbedaan

yang mencolok antara keduanya.

Pahamilah persamaan dan perbedaan paragraf argumentatif dan ekspositif

berikut.

1. Persamaan

a. Argumentatif dan ekspositif sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan,

dan keyakinan pembaca.

Khusus

Khusus

Khusus

Umum

>

>

>

Sebab 1

Sebab 3

Sebab 2

Akibat

>

>

>

Akibat

Akibat

Akibat

Sebab

>

>

>

129

Perkembangan Pendidikan

b . Argumentatif dan ekspositif sama-sama memerlukan data dan fakta yang

diperkuat atau diperjelas dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar,

dan lain-lain.

c. Argumentatif dan ekspositif sama-sama memerlukan analisis dan sintesis

dalam pembahasannya.

2. Perbedaan

a. Tujuan ekpositif menjelaskan dengan menerangkan, sehingga pembaca

memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Argumentatif bertujuan untuk

memengaruhi pembaca, sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat,

sikap, dan keyakinan penulis benar.

b. Ekspositif menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk

menjelaskan sesuatu yang penulis kemukakan. Argumentatif memberi

contoh, grafik, dan lain-lain untuk membuktikan bahwa sesuatu yang

penulis kemukakan adalah benar.

c. Penutup pada akhir ekspositif biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang

diuraikan sebelumnya. Penutup pada akhir argumentatif biasanya berupa

kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.

Contoh paragraf argumentatif

Ketua Umum Asosiasi Persekolahan

di Rumah dan Pendidikan Alternatif

Asah Pena, Seto Mulyadi merasa

prihatin. Ia prihatin dengan kondisi

anak-anak yang tidak sekolah atau

putus sekolah yang semakin meningkat.

Puluhan ribu anak di Indonesia putus

sekolah. Hal tersebut karena sejumlah

alasan, seperti alasan geografis,

ekonomis, dan sosial. Mereka harus

membantu orang tua secara ekonomi,

lokasi sekolah jauh, atau lingkungan yang tidak memungkinkan. Jika

permasalahan tersebut tidak segera dicari solusinya, maka masa depan anak-

anak tersebut akan terancam. Bahkan mungkin jauh tertinggal dengan bangsa

lain. Hal itulah yang mendasari bahwa pendidikan alternatif sangat

dibutuhkan di Indonesia. Salah satu alternatifnya adalah belajar di rumah

dengan mendatangkan guru atau pengajar pada waktu yang telah

dijadwalkan. Jadi, anak-anak tidak perlu kesulitan lagi menempuh perjalanan

yang jauh atau tidak perlu mengeluarkan banyak biaya dan waktu. Mereka

tetap dapat membantu orang tua dan dapat belajar. Untuk itu, dengan sistem

sekolah rumah (homeschooling) menjadi model pendidikan masa depan yang

pas bagi mereka.

Gambar 6.3

Dampak anak putus

sekolah.

Sumber:

www.suarapembaruan.com